Rabu, 05 Desember 2012

Kejarlah Mimpimu

"Semua mimpi kita dapat terwujud, asalkan kita punya keberanian untuk mewujudkannya" - Walt Disney

Dear Sahabatku Sekalian,
Semua orang diciptakan istimewa oleh Tuhan dengan bakatnya masing-masing. Tapi terkadang mereka  terhalang oleh pikirannya sendiri dalam mengembangkannya. sehingga bakat yang dimilikinya tidak tersentuh dan berkembang, orang yang seharusnya dapat melakukan sesuatu dengan bakat kemampuannya terlihat tidak memiliki kemampuan apa-apa. Zig Ziglar, motivator dunia mengkategorikan orang-orang  yang tidak mengembangkan bakatnya ke dalam 4 golongan.

Orang pertama adalah yang menyangkal dirinya memiliki bakat. "Ah, saya tidak punya bakat apa-apa" sangkalnya. Dia merasa tidak perlu berbuat sesuatu atau berkontribusi bagi orang lain atau kehidupan umat manusia. Sehingga orang seperti ini menjadi pasif, dan tidak begitu memiliki peranan bagi lingkungannya.

Orang kedua suka menunda-nunda. "Saya memang punya bakat. Tapi, tidak sekarang mengembangkannya. Mungkin besok, lusa atau nanti sajalah" begitu alasannya.  Orang yang memiliki pemikiran seperti ini cendrung malas untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. sehingga dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu ketika hal itu dibutuhkan.

Orang ketiga adalah yang merasa takut. "Sebetulnya saya ingin mengembangkan bakat saya. Tapi takut gagal, daripada saya ditertawakan orang, lebih baik saya diam saja, bukankah lebih aman?" itu selalu yang dikatakannya. Ini adalah masalah umum yang hampir di alami oleh orang kebanyakan, sebab dia merasa minder, takut untuk mengekspresikan kemampuannya yang mana itu merupakan bakat alamiahnya.

Orang keempat tidak mau bertanggung jawab. Dia selalu berdalih bahwa orang lain atau keadaanlah yang salah. "Bagaimana saya dapat mengembangkan bakat saya kalau orang di sekitar saya dan keadaan tidak mendukung" katanya menyalahkan keadaan. dia adalah salah satu figur yang pandai berdalih, dan tidak akan pernah menuai keberhasilan. hal ini dikarenakan ia pandai berdalih.

Para Pemuda, Sahabatku yang berbakat, saya yakin kalian tidak termasuk dalam keempat tipe orang tersebut. Bakat kalian terlalu sayang untuk disia-siakan, karena artinya kalian menyia-nyiakan anugrah Tuhan. Tuhan telah mendesain dan menciptakan manusia dengan keistimewaannya  masing-masing. Kembangkan Bakatmu, Kejarlah Mimpimu....!!


Salam Hangat dari Sahabatmu,


Dee Suarnata &
Seluruh Jajaran Pengurus DPK Peradah Kota Makassar.

CATUR GURU

Untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat Hindu, khususnya pemuda Hindu yang merupakan generasi penerus umat Hindu dimasa yang akan datang, kita tidak terlepas dari disiplin dalam setiap tingkah laku kita sehari- hari. terutama terhadap catur kang Sinangguh Guru, Kata Guru dalam bahasa Sanskerta berarti berat. Dalam Agama Hindu ada 4 yang dianggap guru adalah:

Guru Swadyaya
Tuhan yang Maha Esa dalam fungsinya sebagai guru sejati maha guru alam semesta atau Sang Hyang Paramesti guru. Agama dan ilmu pengetahuan dengan segala bentuknya adalah bersumber dari beliau. "Sarwam Idam Khalubrahman" (segala yang ada tidak lain dari Brahman). Demikian disebutkan dalam kitab Upanishad.

Guru Wisesa 
Wisesa dalam bahasa Sanskerta berarti purusa/Sangkapurusan yaitu pihak penguasa yang dimaksudkan disini adalah Pemerintah. Pemerintah adalah guru dan masyarakat umum yang berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa dan memberikan kesejahteraan material dan spiritual kepada masyarakatnya. Jadi sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormati beliau yang memiliki jasa terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Guru Pengajian
Guru Parampara. Guru di sekolah yang telah benar- benar sepenuh hati dan ikhlas mengabdikan diri untuk mendidik serta mencerdaskan kehidupan Bangsa. merupakan jasa yang tidak ternilai pada kehidupan masyarakat, guru memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu masyarakat, bangsa dan negara.

Guru Rupaka
Orang yang melahirkan (orang tua), tanpa orang tua kita tak akan ada oleh karena itu betapa besarnya jasa- jasa orang tua dalam membimbing putra- putranya untuk melahirkan putra yang baik (suputra).

Dasar AJaran Hindu



Adapun 5 dasar ajaran hindu yang disebut "Panca Crada"
Seseorang akan dapat dikategorikan sebagai seorang hindu apabila menganut/memhami lima dasar dari kepercayaan dari ajaran Hindu, yakni:

1. Percaya adanya Brahman (Tuhan yg Maha Esa)
2. Percaya dengan adanya hukum Karma / Sebab akibat
3. Percaya dengan adanya Atman / Roh
4. Percaya adanya Punarbawa/Reinkarnasi (kelahiran yg berulang-ulang)
5. Percaya dengan adanya Moksa (kekekalan abadi/menyatunya roh dengan roh yg maha agung / Tuhan YME)

CATUR MARGA YOGA
1. Bhakti Marga Yoga(dengan berbhakti/cinta kasih yang mendalam)
2. Karma Marga Yoga(dengan membebaskan diri baik karma baik dan buruk(dimasa ini)
3. Jnana Marga Yoga(Dengan mempelajari dan menghayati pengetahuan suci, serta mencerahi yang lain)
4.Raja Marga Yoga (dengan melaksanakan/mengamalkan Astanga Yoga).

Astangga Yoga(delapan tahapan Yoga) :

1. Yama yaitu larangan yang harus dihindari. Seperti membunuh (makna yang berwujud fisik)
2. Nyama yaitu pengendalian diri yang lebih bersifat rohani. Seperti sauca dan santosa (makna yang berwujud rohani)
3. Asana artinya Sikap duduk yang menyenangkan, teratur, dan disiplin)
4. Pranayama yaitu mengatur pernafasan sehingga menjadi sempurna. Melalui 3 jalan : puraka, kumbhaka, dan recaka
5. Pratyahara Yaitu mengontrol dan mengendalikan indriya-indriya dari ikatan 'objeknya', sehingga orang dapat melihat hal-hal suci
6. Dharana artinya menyatukan pikiran dengan sasaran yang diinginkan.
7. Dhyana yaitu pemusatan pikiran yang tenang.
8. Samadhi, kesadaran tertinggi atau pencerahan. Dalam tahap dhyana (meditasi) terkadang masih terasa dualisme antara kesadaran tubuh. Samadhi merupakan titik kulminasi union atau peleburan antara atma (diri) dan Sang Brahnan ( Sang Pencipta).

Selasa, 04 Desember 2012

Berpaculah Dengan Waktu

"Ubah hidup Anda hari ini. Jangan bertaruh pada masa depan, lakukan sekarang, jangan tunda  lagi" - Simone de Beauvoir

Dear Sahabatku para Pemuda Hindu,
Seseorang akan sulit berhasil jika ia suka menunda-nunda pekerjaan. itu hal yang sudah bisa dipastikan kebenarannya, Tapi saya yakin kalian bukanlah orang yang demikian. Laksamana Laut Amerika, Willian Halsey mengatakan, "Segala masalah akan menjadi lebih kecil jika Anda tidak menghindarinya, tetapi menghadapinya."   


Penundaan merupakan racun yang menghambat pertumbuhan. Jika kalian terlalu lama membuat keputusan untuk sebuah peluang yang tiba-tiba datang, peluang itu akan hilang. Lihatlah hasil akhir dari sebuah pekerjaan atau tanggung jawab itu, agar kalian termotivasi untuk tidak menundanya. Jangan habiskan waktu kalian mengerjakan tugas-tugas yang tidak memiliki manfaat bagi diri kalian atau bagi orang lain. Jika tidak penting, jangan sekedar menundanya, hapuskan saja tugas itu.

John C. Maxwell menyarankan kalian untuk memilah lagi pekerjaan yang perlu diprioritaskan. Telaahlah apakah tugas tersebut memberi manfaat?, Apakah hal itu akan membuka jalan untuk sesuatu hal lain yang lebih baik?,  Apakah hal itu bisa memberikan kalian pengembangan keperibadian atau pencapaian yang lebih besar?, Atau apakah penyelesaian tugas itu bisa melegakan kalian secara emosional?, Jika kalian mendapatkan semua alasan positifnya, kalian telah berada di jalur yang benar bila mulai mengerjakannya. Bergeraklah maju dan bertindaklah secara cepat dan efektif.

Sahabat di Lingkup Organisasi


"Sahabat-sahabat sejati merupakan perlindungan yang pasti" - Aristoteles 

Rekan Pemuda yang Bersahabat, 
Di lingkungan organisasi, tak jarang terjadi persaingan dan selisih paham. hal ini terkadang membuat hubungan antara rekan-rekan pemuda menjadi kurang harmonis. Padahal sesungguhnya mengembangkan persahabatan di dalam lingkup organisasi adalah kerangka kerja menuju suksesnya organisasi. Presiden Abraham Lincoln pernah mengatakan, "jika Anda ingin membuat seseorang bersedia membantu Anda, Ia harus diyakinkan bahwa Kalian adalah sahabat yang tulus".

Hubungan yang baik membuat kalian mempengaruhi seseorang. Persahabatan merupakan hubungan positif yang perlu kita kembangkan dalam lingkup organisasi, sebab keberhasilan suatu organisasi tidak dapat dicapai tanpa adanya keterampilan menjaga hubungan baik dengan banyak orang. hal ini mutlak dimiliki oleh seluruh komponen suatu organisasi. Tanpa hubungan baik, sebagian besar pencapaian jadi mustahil dan apa pun yang di capai jadi terasa hampa, dan tidak memiliki makna. Cara menjalin persahabatan sebenarnya mudah saja, Kalian cukup mencari nilai-nilai kebaikan pada diri seseorang. dan jangan melakukan hal sebaliknya, yaitu mencari-cari sisi negatif pada diri seseorang. sebab setiap orang memiliki sisi positif dan negatif (Rwe Bhineda).

Maka pandai-pandailah menjaga hubungan yang baik dengan rekan-rekan kalian, maafkanlah bila mereka melakukan kesalahan, sehingga ketika kita yang melakukan kesalahan mudah dimaafkan dan dimengerti oleh mereka. kita perlu menyadari bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, jadilah pemuda yang pandai menjalin persahabatan yang sehat, pandai bergaul, dan memiliki banyak teman, sehingga kalian akan mudah memperoleh bantuan ketika dalam kesusahan, dan memiliki hidup yang berarti bagi orang lain.

Saat datang masalah, sahabat akan menjadi pelindung. Jika kalian menghadapi hari yang buruk, tentu sahabat yang membuat kalian merasa lebih baik. Ketika kalian jatuh, sahabat juga yang membantu kalian bangkit kembali. Seperti yang dikatakan penasehat rohani Ratu Victoria, Charles Kingsley, "Hal yang paling membahagiakan bagi setiap lelaki atau perempuan adalah memiliki seorang sahabat. Seorang pribadi yang dapat kita percaya sepenuhnya, yang mengetahui apa yang terbaik dan terburuk bagi kita, dan tetap mengasihi kita walaupun kita telah banyak melakukan kesalahan." 

Salam hangat dari sahabatmu selalu,

Dee Suarnata &
Seluruh Jajaran Pengurus DPK Peradah Kota Makassar.

Rabu, 28 November 2012

Dewi Bulan Sang Hyang Nari Ratih


Dewi Bulan Sang Hyang Nari RatihUmat Hindu di Indonesia setiap rerahinan atau hari suci Purnama Tilem sibuk membuat canang, pesucian dan daksina (sarana sesajen),untuk dihaturkan kehadapan-Nya. Canang biasanya terdiri dari : ceper yaitu sebagai alas dasar berbentuk segi empat bujur sangkar sebagai lambang dari “Swastika” yang terbuat dari janur. Swastika adalah simbol suci Agama Hindu yang merupakan dasar kekuatan dan kesejahteraan Bhuana Agung atau macrocosmos dan Bhuana Alit atau Microcosmos. Didalam ceper yang berbentuk segi empat itu terdapatlah raka-raka seperti : pisang dan tebu masing-masing 1 (satu) iris. Kemudian jajan gegiping, boreh miik dan lengis miik diatas tangkih. Diatasnya adalah porosan (daun sirih, kapur putih dan buah pisang). Raka-raka adalah lambang hasil bumi, sedangkan porosan adalah melambangkan sabda, bayu, idep (suara, tenaga dan pikiran).

Diatasnya kemudian disusun dengan duras, yang berbentuk bundar, juga terbuat dari janur. Duras ini adalah lambang dari cakra atau padma yang berbentuk bundar, merupakan dasar kekuatan dan perputaran alam. Selanjutnya disusun dengan bunga-bunga yang harum diatas duras, yang merupakan lambang keharmonisan alam, kesucian, kedamaian abadi dan keindahan surgawi.

Kemudian pesucian berbentuk segi empat panjang yang terbuat dari janur. Diatas tangkih atau celemik diisi boreh miik, lengis miik, sisig (jajan uli yang dihanguskan), daun pucuk/ kembang sepatu yang diiris-iris, tebu, porosan. Diatasnya disusuni duras bisa berbentuk segitiga maupun bundar. Arti dan maksud dari pesucian tersebut adalah : bahwa sebelum umat bersembahyang, terlebih dahulu menyucikan badan, jiwa dan pikiran.

Daksina terdiri dari : bedogan yang terbuat dari daun kelapa hijau tua, berbentuk seperti palung. Kemudian didalamnya terdapat raka-raka berupa pisang dan tebu, gegantusan, dukun-dukun, tingkih, pangi, dan telur, serta kojong yang berisi porosan dan bunga.

Didalam bedogan tersebut berisi kelapa yang telah dikupas kulitnya. Daksina ini adalah lambang “Lingga dan Yoni” (Siwa dan saktinya). Diatas kelapa biasanya disusuni pula dengan bunga sumpang. Bunga-bunga harum yang ditusuk-tusuk dengan kawat, jika daksina tersebut dilinggihkan (ditaruh diatas pelinggih), namun jika hanya untuk menimpali banten yang lainnya tidak usah diisi sumpang.

Pada rerahinan atau hari suci Purnama yang dianggap istimewa oleh umat dibuatkan banten tertentu. Misalnya Purnama yang bertepatan dengan “Gerhana Bulan” maka dibuatkan banten sesayut dirgayusa bumi, dan sesayut durmengala. Sesayut ini dihaturkan kehadapan-Nya dan dipuja oleh Sulinggih. Ketika Purnama Sada dibuatkan “banten sesayut Purnama Sada”.

Purnama dan Tilem umumnya diikuti oleh sasih yang menyertainya. Sasih dalam penanggalan kalender ada 12 (dua belas) yaitu : Sasih Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Jiyesta dan Sada. Jika pada penanggalan itu Purnama bertepatan dengan sasih Kapat, maka disebut “Purnama Kapat”. Begitu pula halnya dengan Tilem, jika dia pada sasih kapat itu maka disebut “Tilem Kapat”.

Sebagaimana halnya kebiasaan umat di Bali dan Indonesia pada rerahinan Purnama Tilem itu, maka canang raka dan canang sari dihaturkan di semua pelinggih yang ada di Merajan/Sanggah Kamulan atau tempat suci keluarga. Begitu pula disetiap pelangkiran yang ada dalam rumah tangga. Di lebuh, di sumur, di dapur, penuggun karang, pemedalan, pintu regol, di natar dan sebagainya.

Banten atau canang ini dihaturkan kehadapan-Nya dengan perwujudan Sang Hyang Nari Ratih. Sang Hyang Nari Ratih adalah nama lain dari Dewi Soma, sebagai istri dari Dewa Candra. Tujuannya untuk memohon berkah-Nya, agar pikiran-pikiran seseorang yang gelap diterangi oleh-Nya, dibimbing menuju ke jalan yang benar. Agar hati, jiwa serta pikiran selalu dilandasi kedamaian, ketenangan dan keindahan.

Rerahinan Tilem dirayakan ketika bulan mati, maksudnya gelap (tidak ada sinar bulan dilangit). Kegelapan pada hari Tilem ini, justru bernuansa religius. Ditinjau dari pengetahuan Astronomi bahwa pada bulan Tilem itu posisi bulan berada diantara Matahari dengan Bumi.

Sehingga suasana menjadi gelap di malam hari dibumi. Pada Tilem kepitu yang disebut dengan Siwaratri umat Hindu merayakannya dengan membuat dan menghaturkan banten “Pengukup Jiwa dan Sesayut guru asih”. Karena datangnya setiap bulan, maka dalam setahun dapat dijumpai 12 (dua belas) kali rahinan Purnama dan 12 (dua belas ) kali rahinan Tilem.

Purnama dan Tilem oleh umat Hindu sering dimanfaatkan untuk berdiskusi di Pura-pura sehabis sembahyang. Ada juga beberapa umat melakukan tirtayatra ke pura-pura tetentu untuk melakukan meditasi.

Tujuannya adalah untuk memperoleh ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan inspirasi. Pada hari suci Purnama Tilem inilah para sastrawan, pujangga, para meditator melakukan perenungan untuk mendapatkan ide-ide baru.

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH

Purnama dan Tilem sudah dirayakan oleh Nenek Moyang di Negeri Nusantara, sebelum pengaruh Hindu datang ke Indonesia. Dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, bahwa hari suci Purnama Tilem erat kaitannya dengan keberadaan Dinasti Candra.

Dinasti Candra menganggap bahwa leluhurnya dahulu adalah berasal dari keturunan suci, yang diturunkan ke bumi sebagai Dewa Candra atau Dewa Bulan.Sakti atau istri Dewa Candra itu disebut Dewi Soma. Dewa Candra dan Dewi Soma inilah kemudian menurunkan wangsa Candra.

Dewi Bulan Sang Hyang Nari Ratih

Dewi Bulan Sang Hyang Nari Ratih
Dalam kurun waktu yang berabad-abad kemudian keturunan bangsa dari Dinasti Candra muncul kepercayaan, bahwa bulan Purnama dan Tilem adalah sebagai hari suci bangsa bersangkutan. Kepercayaan ini kemudian dianut oleh berbagai kepercayaan di belahan Negeri Timur dari berbagai sekta. Akhirnya hari suci Purnama dan Tilem juga dipercaya oleh Umat Hindu di Nusantara sebagai hari sucinya.

Bagi umat Budha hari suci “WaiƧak” yang bertepatan dengan Purnama mempunyai keistimewaan tersendiri. Karena pada Bulan Purnama pula beliau mencapai pencerahan (Nirwana). Begitu pula beliau wafat pada bulan Purnama Juga.

Sedangkan bagi umat Hindu pada Tilem Kepitu (Ketujuh) dan Tilem Kesanga (kesembilan) dirayakan secara khusuk dan kidman. Tilem kepitu bagi umat Hindu adalah Siwaratri. Hari suci Siwaratri ini erat kaitannya dengan cerita Lubdaka karangan Empu Tanakung. Ceritanya adalah sebagai berikut :

Lubdaka adalah seorang pemburu binatang di hutan, pekerjaannya adalah memburu dan membunuh binatang yang dagingnya dimakan atau dijual. Begitulah pekerjaannya saban hari, hingga pada suatu hari dia kembali ke hutan untuk berburu. Namun sayang pada hari itu nasibnya lagi sial dan apes. Karena tidak ada seekor binatang pun yang didapatkannya. Malang baginya karena ingin mendapatkan binatang buruan, hinga dia lupa dengan waktu. Tak terasa hari telah menjelang senja dan sebentar lagi malampun tiba.

Dia bermaksud untuk pulang, namun karena sudah keburu malam dan haripun gelap gulita, akhirnya Lubdaka memutuskan untuk menginap saja dihutan. Karena takut disergap binatang buas, maka dia berusaha mencari tempat ketinggian diatas pohon.

Tak terasa kakinya melangkah pada sebuah pohon “Bila”. Yang mana dibawahnya terdapat air telaga yang bening, dengan sebuah pelinggih dan lingga. Dia naik keatas pohon Bila kemudian bersandar. Untuk menghilangkan kantuknya dia memetik daun-daun Bila.

Karena jika ia tertidur diatas pohon tentu akan jatuh. Setangkai demi setangkai daun bila itu dipetiknya dan dijatuhkannya kebawah. Sehingga mengenai “Lingga” yang ada dibawahnya.

Mungkin Lubdaka sendiri tidak menyadari bahwa pada hari itu adalah malam Siwaratri (Tilem Kepitu) dimana pada hari itu Siwa sedang beryoga. Sambil memetik daun bila, dia mulai menyesali segala perbuatannya dimasa-masa yang lampau.

Disana kemudian dia berjanji dalam hatinya untuk menghentikan pekerjaannya sebagai seorang pemburu. Setelah begadang semalam suntuk pagipun tiba, maka dia mulai berkemas-kemas untuk pulang.

Sejak hari itu dia berhenti beruru dan beralih profesi sebagai petani. Namun setelah itu dia mulai sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia. Kemudian dikisahkan arwah Lubdaka melayang-layang diangkasa, tidak tahu jalan harus kemana. Selanjutnya datanglah pasukan Cingkarabala membawanya pergi hendak dimasukkan kekawah Candragomuka yang berada di Neraka.

Pada saat itulah Sang Hyang Siwa datang dan mencegat pasukan Cingkarabala. Terjadi dialog yang sengit antara pasukan Cingkarabala dengan Bhatara Siwa. Pasukan Cingkarabala bersikeras hendak membawa arwah Lubdaka ke Neraka. Karena dimasa hidupnya dia sering melakukan pembunuhan terhadap binatang hutan.

Namun Sang Hyang Siwa menjelaskan bahwa Lubdaka sudah membuat penebusan dosa pada malam Siwararti, yaitu begadang semalam suntuk disertai dengan penyesalan akan dosa-dosanya dimasa lampau. Sehingga dengan demikian dia berhak mendapatkan pengampunan. Maka demikianlah, singkat cerita Lubdaka dibawa ke Siwa Loka.

Sumber