|
A.A. Raka Sidan, mantan tukang togog dan mantan sales obat merasa sangat khawatir dengan kondisi tersebut. Pemahamannya yang kuat terhadap tutur Ramayana dan Mahabharata yang telah diakrabinya sejak masih kecil membuat dirinya ingin bersuara, agar umat khususnya umat Hindu di Bali bisa melakoni hidup dengan benar.
Pilihannya melalui lagu pop Bali yang karya-karyanya tercipta dengan menyesuaikan kondisi yang tengah terjadi di masyarakat. Ditengah tenggelamnya sebagian umat dengan judi tajen, Raka Sidan melahirkan lagu Somahe Bebotoh (Suaminya Penjudi) yang dinyanyikan oleh Dek Ulik. Albumnya ini sangat meledak dan ternyata sangat dinikmati oleh masyarakat Bali, terutama kalangan ibu-ibu di Bali.
Suami Ni Nyoman Tri Wahyuni (Jro Soka) ini juga sangat muak melihat kegemaran orang berselingkuh. Lewat kejelian dan ide-idenya yang kreatif ia kemudian melahirkan lagu Cicing Ngamah Pesan (Anjing Makan Pepesan). Lagu ini terlahir dari pengalaman seorang teman dekat yang istrinya berselingkuh dan dilarikan oleh sahabatnya sendiri.
Pemilik nama asli Anak Agung Raka Partana ini mengaku berkomitmen untuk terus berkarya lewat lagu pop Bali. Pilihan themanya pun tetap, yakni menyuarakan kata hatinya terhadap ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di tengah masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat bisa menghargai hidup dan mau bersama menjaga kelestarian Bali.
Ia berharap, karya-karyanya yang tanpa disadarinya memiliki nilai tutur yang sangat tinggi dapat dinikmati dan menghibur masyarakat. Tidak saja bagi masyarakat Bali, namun juga bagi masyarakat Indonesia. Iapun mengaku siap jika umat Hindu di luar Bali mengundangnya untuk melantunkan tembang-tembangnya yang penuh tutur tersebut.
Sumber