Kompleks Sribas berasal dari nenek moyang Acharya dianggap sebagai monumen warisan dan Tirtha Khestra (tempat tirtayatra) terkenal bagi orang-orang Hindu dengan mandir kuno ”Sree Sree Lakshmi Narayan Mandir”, ”Pancha Tattva Mandir”, dan ”Siva Mandir” dibinasakan oleh para fanatik lokal dan penyerobot tanah.
Pada tanggal 02 April 2011, sekitar jam 10.00 di pagi terang benderang, para pelaku lokal berpengaruh dan para penyerobot tanah didukung oleh partai berkuasa membakar sekitara sepuluh kitab suci Bhagavad Gita dan banyak buku Hindu lainnya di depan orang-orang lokal setelah menjarah seluruh kompleks ziarah untuk merampas hak atas tanah milik Hindu di atas mandir itu.
Dalam suatu protes Math Mandir O Devottar Sampatti Raksha Samity (MMDSRS), mengadakan satu konferensi pers mendadak pada tanggal 12 April 2011 jam 11.00 di unit Wartawan Dhaka, Segun Bagicha, Dhaka untuk menarik perhatian semua yang terkait untuk melindungi orang-orang Hindu Bangladesh dari penyiksaan yang semakin meningkat beserta mandir, properti, bisnis, kaum perempuan dan bahkan binatangbinatang milik mereka.
Dalam pernyataan pers yang diwarnai rasa takut luar biasa oleh MMDSRS, ketuanya Satya Ranjan Barai menyampaikan bahwa tangis dan teriakan keras dari kaum minoritas Hindu di Bangladesh tidak menyentuh bahkan masyarakat sipil Banglades manapun, yang menandakan sikap sekularis gadungan yang apatis terhadap penganiayaan orang-orang Hindu dan pembersihan etnik. Para aktivis Hindu terkemuka yang hadir di sana menuntut pemerintah agar menghukum para pelaku kejahatan yang menyebabkan neraka dan pembakaran Srimad Bhagavad Gita di Srivas Angan.
Dalam peristiwa lain, Abul Hossain Abul mengancam oposisi Hindu,” Jika Anda tidak meninggalkan kuil dan institusi-institusi keagamaan anda, kami tidak akan mengizinkan orang-orang Hindu kafir untuk tinggal di sini dengan damai. Segala protes dari orang-orang Hindu akan dihentikan dengan kekacauan komunal yang keras”. Di wilayah ini tidak ada otoritas yang bisa melawan Abul Hossian yang berbahaya ini.
Di wilayah Rampura di Dhaka, di mana 220-225 keluarga Hindu berada, seorang bernama Rajauk Ali merampas 75% tanah krematorium Hindu di samping ”Sree Sree Gouranga Maha Pravu Mandir.” Sekarang Rajauk tengah mencoba untuk menduduki mandir Hindu satu-satunya di area ini, untuk mana orang-orang Hindu berketetapan hati untuk berjuang melawan Jihad Merebut Tanah di Banglades. Juga dilaporkan anggota DPR dari Liga Awami, Jajid Malik telah menghancurkan mandir di Urkiya, 2 km dari kota Manikganj untuk merampas hak milik Hindu atas Golak Mondal dan Sarat Mondal untuk satu rumah sakit yang direncanakan di sana. Untuk kepentingan pengembang, rumah sakit, rumah ternak, penjagalan, gedung bertingkat; properti orangorang Hindu dirampas, bahkan tanpa harga sama sekali.
Minoritas Hindu mengalami diskriminasi luar biasa di Bangladesh. Mereka diperlakukan sebagai warga negara kelas III. Padahal orang-orang Hindu ikut berjuang dengan gagah berani melawan tentara Pakistan pada waktu perjuangan pembebasan Banglades (dulu Pakistan Timur) dari kekuasaan Pakistan (dulu Pakistan Barat). Math Mandir O Devottar Sampatti Raksha Samity merencanakan untuk melakukan protes mogok makan oleh seluruh masyarakat Hindu di Bangladesh. ISKCON Banglades sangat kecewa atas serangan-serangan yang menimbulkan kehancuran luar biasa atas Mandir Vaisnawa Goudiya.
Sumber