Kamis, 08 November 2012

Agama Dan Kekerasan Dalam Prespektif Hindu

Print E-mail

Badan Penyiaran Hindu (BPH) Parisada Pusat melakukan rekaman siaran rohani Hindu untuk MNCTV (dulu TPI) pada hari Rabu tanggal 15 Juni 2011, bertempat di rumah Dewa Ayu Made Ariani, di Pondok Rangon, Jakarta Timur. Nara sumber adalah Ngakan Putu Putra, pemimpin redaksi Media Hindu, dengan presenter Putu Dian. Ada dua topik yang dibahas yaitu ”Agama dan Kekerasan
dalam Perspektif Hindu” dan ”Tat tvam asi.”

Kedua topik ini memiliki makna yang berkaitan. Dalam topik pertama dibicarakan bahwa sekalipun menempatkan ahimsa sebagai ideal tertinggi (ahimsa paramo dharmah), agama Hindu tidak mengabaikan perlunya himsa (kekuatan atau kekerasan) untuk menjaga ketertiban masyarakat, penegakkan hukum dan juga untuk menjaga martabat dan kedaulatan negara. Kekuatan atau kekerasan itu hanya menjadi monopoli negara dan harus dilaksanakan secara terukur. Sedangkan kekerasan untuk dan atas nama agama tidak dikenal dalam Hindu, secara teologi maupun praktek.


Topik yang kedua, membahas salah satu konsep besar dalam agama Hindu, yaitu ”Tat tvam asi”. Konsep atau ucapan agung ini (mahawakyani) merupakan konsep metafisika sekaligus etika. Secara metafisika konsep ini menyatakan bahwa sang diri atau inti diri manusia, yang disebut atman, jivatman atau purusa, memiliki hakikat yang sama dengan hakikat Tuhan; terkenal juga dengan ucapan ”Atman Brahman Aikiam”. Secara etika mahawakyani ini mengajarkan karena setiap orang memiliki inti diri atau sang diri yang sama, maka setiap orang harus memperlakukan orang lain, tidak perduli suku, ras, bangsa ataupun agamanya, sama seperti ia memperlakukan dirinya sendiri. Dari sini lahir konsep sosial bahwa semua mahluk adalah satu keluarga (vasudaiva kutumbakam).

Rekaman dilaksanakan dari Jam 11.00 sampai dengan jam 13.00. Rekaman dibantu oleh Dewa Ayu Made Ariani, S. Ag, Ani dan Ona. 
 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar