Sabtu, 17 November 2012

Profil Pemuda

Putu Wiratnaya


Oleh: Dee Suarnata

Disetiap deru laju kencang motornya, pemuda yang satu ini selalu disertai teman-temannya. pemuda yang suka bergaul dan punya banyak teman. Putu Wiratnaya, pemuda kelahiran Kerto Raharjo, Luwu timur 03 November 1992 ini adalah seorang mahasiswa yang juga aktivis DPK Peradah kota makassar. Selepas dari rutinitas perkuliahan wirat (panggilan akrabnya) selalu menyempatkan diri untuk bergabung dengan teman-teman aktivisnya. pemuda yang selain dikenal sangat rajin ini juga memiliki wajah tampan.

Gaya bicara yang lues dan humoris, serta senyum yang tak pernah lepas dari bibir manisnya membuat wirat digilai banyak wanita. namun, wirat adalah tipe pemuda setia, wirat hanya punya satu hati yang di persembahkan untuk kekasihnya. pemuda seperti ini sangat langka dan jarang ditemui. karena kebanyakan pemuda pria biasanya mengikuti naluri lelakinya yang terkadang liar. semoga saja wirat bisa menjadi Guide bagi teman-temannya. sehingga generasi muda menjadi lebih awas dalam mengikuti kemauan dan mampu mengontrol emosinya.

Nada dan gaya bicara juga perlu menjadi perhatian kita dalam bersosialisasi. pemuda yang memiliki temperamen tinggi, tentu nada bicaranya juga tinggi. sehingga sulit untuk diterima oleh lawan bicara, bahkan terkadang lebih sering menimbulkan konflik emosional atau bahkan konflik fisik. tipe pemuda seperti ini, mudah ditinggalkan oleh teman-temannya. tidak akan ada orang yang merasa nyaman dengannya. namun, lain halnya dengan nada dan gaya bicara yang lues, mengikuti irama pembicaraan serta diselingi humor, akan lebih mudah diterima oleh lawan bicara. dalam bergaul, tipe pemuda seperti ini akan lebih mudah bersosialisasi. dalam hindu kita mengenal hukum karma phala, atau hukum sebab akibat. ini juga berlaku dalam bersosialisasi dengan orang lain. ketika nada bicara kita cendrung keras terhadap lawan bicara, otomatis akan mendapat feedback nada bicara yang sama dari lawan bicara kita.

Dalam buku Mengubah Emosi Menjadi Energi positif  dikatakan bahwa, emosi yang tidak stabil cendrung dialami oleh anak diusia remaja, karena dimasa ini mereka sedang mengalami masa transisi, masa dimana mereka sedang mencari jati diri. terutama bagi pemuda yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya waktu kecil. oleh sebab itu, orang tua memiliki peranan penting bagi perkembangan emosional anak, karena hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sosialnya kelak menginjak usia remaja.

Emosi dapat dikontrol dengan mengubah kebiasaan kita, lakukan kebiasaan yang sifatnya religius. Melakukan Tri Sandya secara rutin tiga kali sehari akan membuat kita mampu untuk menguasa diri. bila Tri Sandya tidak memungkinkan, cukup dengan melantunkan Gayatri Mantram secara berulang-ulang. ini perlu untuk menetralisir energi negatif yang dominan saat kita sedang dalam keadaan emosional.

Pemuda perlu memiliki karakter yang memungkin dia untuk mudah diterima oleh orang lain, atau masyarakat. pentingnya sosialisasi atau bergaul dengan orang lain, menuntut kita untuk mampu menguasai diri. agar tidak menyakiti perasaan orang lain. pemuda seperti wirat layak untuk dijadikan teman 'nongkrong'. pemuda yang asik di ajak bicara, serta pandai bergaul. namun juga mau bekerja (Ngayah) untuk kemajuan generasi muda hindu. semoga pemuda seperti ini bertumbuh dan bergenerasi, sehingga mampu meningkatkan kualitas sosial generasi muda Hindu.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar