Senin, 12 November 2012

Menyuarakan Perdamaian Secara Frontal Butuh Nyali

Superman Is Dead PDF Print E-mail

Inilah Superman is Dead. Band dari Bali yang membawa Indonesia memasuki anak tangga lagu Billboard dalam kategori ”Uncharted”. Dengan jumlah pendengar di internet lebih dari 1,7 juta orang, SID menduduki peringkat ke-23 dari 50 band terpopuler di dunia.

Band yang diawaki Jerinx (33, I Gede Ari Astina, drum), Eka Rock (35, I Made Eka Arsana, bas), serta Bobby Kool (33, I Made Putra Budi Sartika, vokal dan gitar) terus bergerak dan semakin eksisnya di dunia musik. Tidak melulu di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara, dari Australia, Singapura, dan Amerika Serikat. Misinya: melakukan perlawanan terhadap sistem yang bobrok. Berikut kami kutipkan sebagian tanya jawab SID dengan para penggemarnya

Kenapa pakai nama ”Superman is Dead”? (Sugeng Riyadi, xxxx@yahoo.co.id)

Kami memilih nama SID karena musik kami memiliki pesan yang sangat jarang diangkat oleh band-band Indonesia. Dipilih bernama SID karena kami tidak percaya akan konsep manusia sempurna. Semua manusia pasti memiliki sisi gelap dan terang, serta obsesi menjadi manusia sempurna. Contohnya di Indonesia, mereka yang mengklaim diri paling benar/sempurna malah lebih sering menindas yang lemah dan yang tak sepemikiran.

Apa masalah terbesar yang dihadapi bangsa ini? (Alfonsus Delly Johannes, Jogja)

Kemiskinan masih menjadi penghalang kemajuan. Kemiskinan menjauhkan masyarakat dari pendidikan dan kesehatan yang layak. Kemiskinan dan kurangnya pendidikan adalah satu faktor maraknya aksi kekerasan, berbau SARA maupun tidak. Belum lagi budaya korupsi yang menambah lambat laju bangsa ini menuju sejahtera. Solusinya cuma satu, pemerintah dan rakyat harus belajar mengutamakan kepentingan negara dan—ini yang paling susah—meminggirkan terlebih dahulu kepentingan golongannya.

Siapakah orang yang ingin kalian ajak makan malam, entah dia hidup atau mati. Akan menyajikan apakah? Apa yang kalian pikirkan tentang Indonesia? (Anugrah TR, xx@gmail.com)

Sudah pasti almarhum Gus Dur. Kami akan sajikan beliau masakan khas Bali karena kami yakin beliau pasti menyukai masakan cutting-edge, ha-ha.

Analoginya: Indonesia itu bagaikan permata buram yang belum digosok karena si pemilik permata masih belum memiliki alat yang tepat untuk menggosok dan menjadikannya berkilau. Untuk sementara, permata itu digosok memakai alat ”pinjaman” yang berlumur darah dan sarat kepentingan golongan

Kenapa SID selalu menyuarakan lagu-lagu perdamaian? (Robi Outsiders, Cipanas)

Di Indonesia, menyuarakan perdamaian secara frontal itu butuh nyali karena masih ada banyak kekuatan yang sengaja menebar kebencian dan perang demi kepentingan kelompoknya. Kami memilih tema-tema seperti itu karena melihat perdamaian dan kemerdekaan sesungguhnya belum terwujud di negara ini. Rakyat hidup dalam ketakutan.

Apakah seorang punk boleh berbicara tentang politik? (Niluh Komang Intan, xxxx@yahoo.com) Siapa saja boleh berbicara politik. Tapi, semua juga ada ruang dan waktunya. Kalau dari sudut pandang SID, politik di Indonesia sama seperti negaranegara berkembang lainnya, masih belum satu suara. Terlihat dari kepentingan kelompok yang lebih dominan ketimbang kepentingan bangsa.

Jika SID duet dengan Rhoma Irama mau tidak? (Yan Rinaldy, xx@yahoo.com)

Sayangnya apa yang dulu dia lakukan terhadap Inul membuat kami kehilangan respek dan tidak tertarik berduet dengannya :)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar